BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kondisi penting lainnya dalam
pertumbuhan negara fasis adalah perkembangan industrialisasi. Munculnya negara
industri, memunculkan ketegangan sosial dan ekonomi. Jika liberalisme adalah
penyelesaian ketegangan dengan jalan damai yang mengakomodasi kepentingan yang
ada, maka fasisme mengingkari perbedaan kepentingan secara paksaan. Fasisme
mendapat dukungan pembiayaan dari industriawan dan tuan tanah, karena kedua
kelompok ini mengharapkan lenyapnya gerakan serikat buruh bebas, yang
dianggapnya menghambat kemajuan proses produksi dalam industri. Sumber dukungan
lain bagi rezim fasis adalah kelas menengah, terutama pegawai negeri. Mereka
melihat fasisme adalah sebuah sarana untuk mempertahankan prestise yang ada
sekaligus perlindungan politik. Fasisme juga memerlukan dukungan dari kaum
militer, sebagaimana fasisme Jerman, Italia dan Jepang, sebagai jalan menuju
militerisasi rakyat.
Meskipun
fasisme bukan merupakan akibat langsung dari depresi ekonomi, sebagaimana teori
marxis, tetapi jelas kaum fasis memanfaatkan hal itu. Banyaknya angka
pengangguran akibat depresi, melahirkan kelompok yang secara psikologis
menganggap dirinya tidak berguna dan diabaikan. Saat hal ini terjadi, maka
fasisme bekerja dengan memulihkan harga diri mereka, dengan menunjukkan bahwa
mereka adalah ras unggul sehingga mereka merasa dimiliki. Dengan modal inilah,
maka fasisme juga memperoleh dukungan dari rakyat lapisan bawah.
Dengan
demikian, fasisme bekerja pada setiap lapisan masyarakat. Fasisme memanfaatkan
secara psikologis kesamaan-kesamaan pokok yang ada seperti: frustasi, kemarahan
dan perasaan tak aman. Tak aneh, jika dalam sejarahnya rezim fasis senantiasa
mendapatkan dukungan masyarakat. Terutama hal ini jelas terjadi di Jerman.
Fasisme
di Jerman
Dalam PD I Jerman mengalami kekalahan dan
penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman mulai
bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali. Jerman
menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih unggul
dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham yang
melaksanakan prinsip bahwa semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki
kebebasan.
Pada tahun 1923, Hittler memimpin gerakan
revolusi, namun mengalami kegagalan. Oleh karena itu ia dihukum penjara. Saat
dipenjara, Hittler menulis autobiografi Mein Kampf (Perjuanganku) yang di
dalamnya juga
Berikut
ini beberapa tindakan yang dilakukan Hittler untuk mewujudkan kejayaan Jerman.
1)
Menolak isi Perjanjian Versailes.
2)
Membangun angkatan perang yang kuat.
3)
Mengobarkan semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang
Yahudi.
4)
Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia
(Poros Roberto).
5) Membentuk
polisi rahasia yang disebut Gestapo.
- Paham ultranasionalisme adalah paham nasionalisme yang
diterapkan secara berlebihan.
-
Dalam negara fasis, kepentingan negara lebih diutamakan daripada kepentingan
apa pun. Rakyat dituntut memiliki
pengorbanan yang tinggi untuk negaranya.
-
Pada PD I pihak yang dihinggapi revanche idea adalah Prancis karena merasa
terhina dengan penandatanganan Perjanjian Versailes yang dilakukan di Istana
Versailes, Prancis. Sedang menjelang PD II yang dihinggapi politik balas dendam
adalah Jerman karena sangat dirugikan dalam Perjanjian Versailes.
Setelah Jerman mengalami kekalahan pada
perang dunia I dari blok Barat (sekutu), Jerman mendapatkan sanksi karena
Jerman di nilai menjadi blok sentral dalam perang dunia I. Sanksi yang
diberikan blok sekutu atas Jerman berupa membayar segala kerugian yang terjadi
pada perang dunia I kepada negara-negara yang menang perang yaitu blok sekutu.
Hal ini ternyata tidak didukung oleh keuangan Jerman dimana ketika perang dunia
I berlangsung banyak anggaran negara Jerman jebol untuk membiayai amunisi
selama perang berlangsung, ditambah lagi perekonomian Jerman yang lagi
terpuruk akibat imbas dari perang dunia I. penderitaan Jerman pasca perang
dunia I ternyata tidak jauh berbeda dengan yang dialami Italia, pengangguran
dan angka kriminalitas meningkat tajam sehingga memperparah keadaan. Hal ini
tidak kelak menimbulkan kemarahan dan rasa benci memiliki keinginan untuk
balas dendam dalam jiwa bangsa Jerman kepada negara-negara yang tergabung dalam
blok sekutu. Keterpurukan Jerman mulai bangkit ketika Adolf Hitler dinobatkan
menjadi pemimpin Partai Pekerja Nasionalis Sosialis Jerman
(Nationalsozialistische Deutsche Arbeiter Partei) atau yang lebih dikenal
dengan nama NSDAP atau Nazi. Partai Nazi mengembakan paham yang
didalamnya mengajarkan semangat chauvinisme dan sangat mengagungkan bangsa
Jerman sebagai bangsa keturunan dari ras Arya yang dikenal agung dan mulia,
berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya yang dianggap sebagai keturunan bangsa-bangsa
primitif. Setelah Hitler menguasai Jerman, langkah Hitler yang pertama adalah
memperbaiki kondisi ekonomi Jerman yang mengalami keterpurukan. Dan setelah
itu, langkah yang dianggap berani ketika Hitler mengampanyekan penolakan
terhadap isi perjanjian Versailles karena dianggap sebagai penindasan dan
perampokan paksa atas lepasnya beberapa wilayah kekuasaan Jerman di Eropa dan
Afrika. Dalam isi perjanjian Versailles disebutkan bahwa Jerman menerima
tanggungjawab penuh sebagai penyebab peperangan dan harus melakukan
perbaikan-perbaikan pada negara-negara tertentu yang tergabung dalam blok
sekutu. Selain itu, aturan lain dalam perjanjian itu adalah penyerahan sebagian
wilayah Jerman kepada beberapa negara tetangganya, pelepasan koloni seberang
lautan dan Afrika milik Jerman, serta pembatasan pasukan militer Jerman yang
diharapkan dapat menghambat Jerman untuk kembali memulai perang. Sejumlah
protes terhadap perjanjian tersebut terjadi dimana-mana di Negara Jerman,
karena dalam merumuskan perjanjian itu, Jerman tidak diikutsertakan dan
selanjutnya menarik diri dari perundingan. Tetapi belakangan Menteri Luar
Negeri Jerman Hermann Müller setuju untuk menandatangai
perjanjian pada 28 Juni 1919. Dan kemudian diratifikasi oleh Liga Bangsa
Bangsa (LBB) pada tanggal 10 Januari 1920. Akibat isi dari perjanjian
itu, dan semangat Hitler untuk melakukan penghapusan perjanjian mendapatkan
dukungan dari rakyat Jerman. Ambisi Hitler untuk membangun kembali kebesaran
bangsa Jerman dan ingin menjadikan Jerman sebagai
Lord
of The Earth
(Raja
dimuka Bumi) mendapat jalan yang mudah dimana pada tahun 1934 Partai Nazi
menjadi partai yang besar dan yang berkuasa di Jerman hingga Hitler diangkat
menjadi Perdana Menteri. Hitler pun merangkap jabatan sebagai Presiden
pada tahun 1934 dikarenakan Presiden Jerman pada saat itu Paul
von Hindenburg meninggal dunia.
Ketika Hitler berkuasa dan kemudian memimpin Jerman dengan dictator yang
bersifat absolut dan totaliterisme.
Setelah
Hitler berkuasa dan memperoleh legitimasi dari rakyat Jerman kemudian Hitler
dan partainya Nazi yang menganut paham fasis dengan menitik beratkan pada
keunggulan ras murni bangsa Jerman dan menyingkirkan kaum yang mereka sebut
sebagai kelompok seksi-seksi Yehuwa, orang-orang cacat mental atau fisik
dan komunis. Atas dasar isi perjanjian yang telah disebutkan dimuka, maka Hitler
memulai untuk memperkuat persenjataan militer dan melakukan pelatihan-pelatihan
militer untuk melakukan ekspansi ke negara-negara Eropa. Tidak cukup sampai
disitu, Hitler pun mendorong pabrik-pabrik yang memproduksi peralatan perang
seperti senjata, amunisi, tank dan lan-lain untuk lebih banyak lagi memproduksi
hingga menerapkan sistem lembur bagi para buruh di pabrik tersebut.
Pemulihan ekonomi pasca mengalami keterpurukan berhasil diatasi ketika
Hitler berkuasa. Pemerintahan Hitler berhasil menghapus pengangguran di
Jerman dengan menciptakan berbagai proyek yang menyerap banyak tenaga kerja
seperti proyek pembangunan authobahn dan proyek persenjataan militer Jerman.
Selain itu, Hitler juga menambah anggaran militer Jerman yang sangat besar pada
awal tahun pemerintahannya, anggaran yang begitu besar sampai tidak habis
dipakai. Dengan anggaran yang besar itu, pasukan tentara Jerman menjadi sangat
kuat khususnya altireli tank-tanknya. Setelah pasukan militer Jerman yang
sangat kuat, ambisi Hitler untuk merebut kembali kekuasaan Jerman yang pernah
lepas akibat perjanjian Versailles menjadi terbuka lebar, karena Hitler
didukung oleh rakyat Jerman yang ingin mengembalikan kekuasaan Jerman. Hal ini
juga didukung dengan doktrin bahwa bangsa Jerman merupakan bangsa yang paling
unggul dan bersal dari keturunan bangsa Arya yang dianggap bangsa yang mulia
dan diangungkan. Doktrin inilah yang kemudian menjadi salah satu dasar ideologi
fasis di Jerman. Langkah awal Hitler seperti yang telah disebutkan diatas yaitu
ingin mengembalikan wilayah kekuasaan Jerman yaitu dengan merebut kembali
wilayah Rhineland dan kemudian pada tanggal 15 Maret 1938 Hitler berhasil
merebut tanah kelahirannya yaitu Austria.
KESIMPULAN
Dalam PD I Jerman mengalami kekalahan
dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman
mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali.
Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih
unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham
yang melaksanakan prinsip bahwa semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki kebebasan.