Jumat, 25 September 2015

Fasisme di jerman


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
          Kondisi penting lainnya dalam pertumbuhan negara fasis adalah perkembangan industrialisasi. Munculnya negara industri, memunculkan ketegangan sosial dan ekonomi. Jika liberalisme adalah penyelesaian ketegangan dengan jalan damai yang mengakomodasi kepentingan yang ada, maka fasisme mengingkari perbedaan kepentingan secara paksaan. Fasisme mendapat dukungan pembiayaan dari industriawan dan tuan tanah, karena kedua kelompok ini mengharapkan lenyapnya gerakan serikat buruh bebas, yang dianggapnya menghambat kemajuan proses produksi dalam industri. Sumber dukungan lain bagi rezim fasis adalah kelas menengah, terutama pegawai negeri. Mereka melihat fasisme adalah sebuah sarana untuk mempertahankan prestise yang ada sekaligus perlindungan politik. Fasisme juga memerlukan dukungan dari kaum militer, sebagaimana fasisme Jerman, Italia dan Jepang, sebagai jalan menuju militerisasi rakyat.
Meskipun fasisme bukan merupakan akibat langsung dari depresi ekonomi, sebagaimana teori marxis, tetapi jelas kaum fasis memanfaatkan hal itu. Banyaknya angka pengangguran akibat depresi, melahirkan kelompok yang secara psikologis menganggap dirinya tidak berguna dan diabaikan. Saat hal ini terjadi, maka fasisme bekerja dengan memulihkan harga diri mereka, dengan menunjukkan bahwa mereka adalah ras unggul sehingga mereka merasa dimiliki. Dengan modal inilah, maka fasisme juga memperoleh dukungan dari rakyat lapisan bawah.
Dengan demikian, fasisme bekerja pada setiap lapisan masyarakat. Fasisme memanfaatkan secara psikologis kesamaan-kesamaan pokok yang ada seperti: frustasi, kemarahan dan perasaan tak aman. Tak aneh, jika dalam sejarahnya rezim fasis senantiasa mendapatkan dukungan masyarakat. Terutama hal ini jelas terjadi di Jerman.



Fasisme di Jerman

Dalam PD I Jerman mengalami kekalahan dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali. Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham yang melaksanakan prinsip bahwa semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki kebebasan.
Pada tahun 1923, Hittler memimpin gerakan revolusi, namun mengalami kegagalan. Oleh karena itu ia dihukum penjara. Saat dipenjara, Hittler menulis autobiografi Mein Kampf (Perjuanganku) yang di dalamnya juga
Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hittler untuk mewujudkan kejayaan Jerman.
1) Menolak isi Perjanjian Versailes.
2) Membangun angkatan perang yang kuat.
3) Mengobarkan semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
4) Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia (Poros Roberto).
5) Membentuk polisi rahasia yang disebut Gestapo.
- Paham ultranasionalisme adalah paham nasionalisme yang diterapkan secara berlebihan.
- Dalam negara fasis, kepentingan negara lebih diutamakan daripada kepentingan apa pun.    Rakyat dituntut memiliki pengorbanan yang tinggi untuk negaranya.
- Pada PD I pihak yang dihinggapi revanche idea adalah Prancis karena merasa terhina dengan penandatanganan Perjanjian Versailes yang dilakukan di Istana Versailes, Prancis. Sedang menjelang PD II yang dihinggapi politik balas dendam adalah Jerman karena sangat dirugikan dalam Perjanjian Versailes.

Setelah Jerman mengalami kekalahan pada perang dunia I dari blok Barat (sekutu), Jerman mendapatkan sanksi karena Jerman di nilai menjadi blok sentral dalam perang dunia I. Sanksi yang diberikan blok sekutu atas Jerman berupa membayar segala kerugian yang terjadi pada perang dunia I kepada negara-negara yang menang perang yaitu blok sekutu. Hal ini ternyata tidak didukung oleh keuangan Jerman dimana ketika perang dunia I berlangsung banyak anggaran negara Jerman jebol untuk membiayai amunisi selama  perang berlangsung, ditambah lagi perekonomian Jerman yang lagi terpuruk akibat imbas dari perang dunia I. penderitaan Jerman pasca perang dunia I ternyata tidak jauh berbeda dengan yang dialami Italia, pengangguran dan angka kriminalitas meningkat tajam sehingga memperparah keadaan. Hal ini tidak kelak menimbulkan kemarahan dan rasa  benci memiliki keinginan untuk balas dendam dalam jiwa bangsa Jerman kepada negara-negara yang tergabung dalam blok sekutu. Keterpurukan Jerman mulai bangkit ketika Adolf Hitler dinobatkan menjadi pemimpin Partai Pekerja Nasionalis Sosialis Jerman (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiter Partei) atau yang lebih dikenal dengan nama  NSDAP atau Nazi. Partai Nazi mengembakan paham yang didalamnya mengajarkan semangat chauvinisme dan sangat mengagungkan bangsa Jerman sebagai bangsa keturunan dari ras Arya yang dikenal agung dan mulia, berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya yang dianggap sebagai keturunan bangsa-bangsa primitif. Setelah Hitler menguasai Jerman, langkah Hitler yang pertama adalah memperbaiki kondisi ekonomi Jerman yang mengalami keterpurukan. Dan setelah itu, langkah yang dianggap berani ketika Hitler mengampanyekan penolakan terhadap isi perjanjian Versailles karena dianggap sebagai penindasan dan perampokan paksa atas lepasnya beberapa wilayah kekuasaan Jerman di Eropa dan Afrika. Dalam isi perjanjian Versailles disebutkan bahwa Jerman menerima tanggungjawab penuh sebagai penyebab peperangan dan harus melakukan perbaikan-perbaikan pada negara-negara tertentu yang tergabung dalam blok sekutu. Selain itu, aturan lain dalam perjanjian itu adalah penyerahan sebagian wilayah Jerman kepada beberapa negara tetangganya, pelepasan koloni seberang lautan dan Afrika milik Jerman, serta pembatasan pasukan militer Jerman yang diharapkan dapat menghambat Jerman untuk kembali memulai perang. Sejumlah protes terhadap perjanjian tersebut terjadi dimana-mana di Negara Jerman, karena dalam merumuskan perjanjian itu, Jerman tidak diikutsertakan dan selanjutnya menarik diri dari perundingan. Tetapi  belakangan Menteri Luar Negeri Jerman Hermann Müller setuju untuk menandatangai  perjanjian pada 28 Juni 1919. Dan kemudian diratifikasi oleh Liga Bangsa Bangsa (LBB)  pada tanggal 10 Januari 1920. Akibat isi dari perjanjian itu, dan semangat Hitler untuk melakukan penghapusan perjanjian mendapatkan dukungan dari rakyat Jerman. Ambisi Hitler untuk membangun kembali kebesaran bangsa Jerman dan ingin menjadikan Jerman sebagai
 Lord of The Earth
(Raja dimuka Bumi) mendapat jalan yang mudah dimana pada tahun 1934 Partai Nazi menjadi partai yang besar dan yang berkuasa di Jerman hingga Hitler diangkat menjadi Perdana Menteri. Hitler pun merangkap jabatan sebagai Presiden  pada tahun 1934 dikarenakan Presiden Jerman pada saat itu Paul von Hindenburg meninggal dunia. Ketika Hitler berkuasa dan kemudian memimpin Jerman dengan dictator yang bersifat absolut dan totaliterisme.

 Setelah Hitler berkuasa dan memperoleh legitimasi dari rakyat Jerman kemudian Hitler dan partainya Nazi yang menganut paham fasis dengan menitik beratkan pada keunggulan ras murni bangsa Jerman dan menyingkirkan kaum yang mereka sebut sebagai  kelompok seksi-seksi Yehuwa, orang-orang cacat mental atau fisik dan komunis. Atas dasar isi perjanjian yang telah disebutkan dimuka, maka Hitler memulai untuk memperkuat persenjataan militer dan melakukan pelatihan-pelatihan militer untuk melakukan ekspansi ke negara-negara Eropa. Tidak cukup sampai disitu, Hitler pun mendorong pabrik-pabrik yang memproduksi peralatan perang seperti senjata, amunisi, tank dan lan-lain untuk lebih banyak lagi memproduksi hingga menerapkan sistem lembur  bagi para buruh di pabrik tersebut. Pemulihan ekonomi pasca mengalami keterpurukan  berhasil diatasi ketika Hitler berkuasa. Pemerintahan Hitler berhasil menghapus  pengangguran di Jerman dengan menciptakan berbagai proyek yang menyerap banyak tenaga kerja seperti proyek pembangunan authobahn dan proyek persenjataan militer Jerman. Selain itu, Hitler juga menambah anggaran militer Jerman yang sangat besar pada awal tahun pemerintahannya, anggaran yang begitu besar sampai tidak habis dipakai. Dengan anggaran yang besar itu, pasukan tentara Jerman menjadi sangat kuat khususnya altireli tank-tanknya. Setelah pasukan militer Jerman yang sangat kuat, ambisi Hitler untuk merebut kembali kekuasaan Jerman yang pernah lepas akibat perjanjian Versailles menjadi terbuka lebar, karena Hitler didukung oleh rakyat Jerman yang ingin mengembalikan kekuasaan Jerman. Hal ini juga didukung dengan doktrin bahwa bangsa Jerman merupakan bangsa yang paling unggul dan bersal dari keturunan bangsa Arya yang dianggap bangsa yang mulia dan diangungkan. Doktrin inilah yang kemudian menjadi salah satu dasar ideologi fasis di Jerman. Langkah awal Hitler seperti yang telah disebutkan diatas yaitu ingin mengembalikan wilayah kekuasaan Jerman yaitu dengan merebut kembali wilayah Rhineland dan kemudian pada tanggal 15 Maret 1938 Hitler  berhasil merebut tanah kelahirannya yaitu Austria.






KESIMPULAN

Dalam PD I Jerman mengalami kekalahan dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali. Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham yang melaksanakan prinsip bahwa semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki kebebasan.